CerpenTentang Agama. Untuk mencari cerita pendek (cerpen) berdasarkan kata kunci tertentu, kamu bisa gunakan kotak pencarian di bawah ini! Bukan cinta yang salah, bukan takdir yang salah, dan bukan rasa yang. Nilai Agama Dalam Cerpen Kunci Soal Lengkap from mencari cerita pendek (cerpen) berdasarkan kata kunci tertentu, kamu bisa gunakan kotak pencarian Cerpenanisah dan handri kisah cinta beda agama, Kota New York. 4 likes. Personal blog Dan aku bisa melihat betapa keras kau berusaha mempertahankan perubahan di matamu. Seperti penolakan, tapi sudah terlalu cinta. Mobil pernikahan ini terus berjalan, dan kalian melakukan sebuah persetujuan: Kau dengan agamamu. Dia dengan agamanya. Tak boleh lagi ada perbincangan perihal agama di mobil pernikahan ini. Biarkan cinta ini tetap sama. SatuHati Beda Keyakinan Cerpen Karangan: Annisaverio Kategori: Cerpen Cinta Sedih. Lolos moderasi pada: 14 April 2015. Aku dan dia kukuh pada agama yang kami anut, sangat tidak mungkin jika kami bersatu, meskipun masih ada rasa cinta di dalam hati. Tidak mungkin mengorbankan agama karena terlalu memaksa kehendak untuk bersama.. Namuntak sedikit pula yang berakhir pilu. Contohnya beberapa cerita dari para pembaca Popbela berikut ini. "Aku pernah pacaran beda agama, tahun 2009 hingga 2011, ketika masih kuliah. Aku berjilbab dan dia anak pendeta, tapi selama dua tahun itu sama sekali ga ada masalah soal perbedaan agama kami. Dia sering nungguin aku di depan mushola Daricinta ke bahagia, kami berdua merasakan itu semua. Saya dengannya menjalani cinta tak biasa, menjalani bahagia yang luar biasa. Dan orang lain tak akan mengerti atau paham tentang apa yang saya lalui setiap orang berbeda beda tak dapat di samakan begitu pula dengan cinta saya dengannya. XfI2w. Malang - Cinta beda agama memang cukup rumit dan harus saling memahami satu sama lainnya. Namun tak sedikit pasangan beda agama ini yang bisa mempertahankan hubungannya selama ada juga pasangan yang berakhir karena menemui jalan buntu soal perbedaan keyakinan itu. Hal itulah yang dialami oleh Deni, pria asal Malang, Jawa Timur yang berbagi kisahnya kepada Detikcom mengenai hbungannya bersama wanita pujaannya yang berbeda agama, melalui program Harta, Takhta, rangka memeriahkan hari kasih sayang atau Hari Valentine, Detikcom membuat program Harta Takhta Cerita. Acara ini dibuat untuk kamu yang punya kisah menarik bisa berupa perjuangan cinta, karier atau pun cerita hidup menarik lainnya. Nantinya, cerita paling menarik dari detikers akan dipilih untuk dibacakan oleh sederet publik figur hingga tokoh kenamaan Indonesia. Buat kamu yang sudah penasaran dan tak sabar ingin ikutan, pastikan kamu simak syarat dan ketentuan KLIK DI pasangan yang mengakhiri hubungannya. Foto Getty Images/iStockphoto/ kisah Deni selengkapnyaDear detikers ini ceritaku. Aku Deni dari Malang. "Seamin tapi tak seiman" sudah hampir dua tahun kita berpisah. Namun, kenangan masih sulit dilupakan. Aku yakin, kita masih berpura-pura kuat dan seolah-olah tak merasakan pacaran beda agama itu seru! Satu hal yang sangat istimewa ialah, kita tidak pernah mengusik kepercayaan masing-masing, malah saling support dan reminder untuk selalu dekat kepada Pencipta-Nya menjelang hari Minggu, kamu tidak segan untuk mengingatkan aku ke gereja dan saat suara adzan berkumandang, aku juga tidak segan mengingatkan kamu untuk salat kecuali PMS ya.Kalau dia masih ingat, dulu kita pernah ke Klenteng tempat ibadah Konghucu karena gabut ya. Saat itu, kita berdua memberanikan diri untuk mengikuti ibadah Konghucu, berdoa kepada apa kamu tahu doa-ku? Ya, sederhana saja, yaitu "semoga kamu selalu bahagia". Ah sial, coba saja doa-ku "semoga kita sampai pelaminan " pasti nggak bakal gini ceritanya.Deni - Malang, Jawa Timur. gaf/eny Cinta.. Cinta memang tak selamanya indah karena tak selamanya cinta harus memilki. begitu juga yang dirasakan seorang gadis yang bernama Lia. Saat itu ia sedang duduk di bangku SMA kelas XII MIPA1 di Bingai. Lia adalah seorang gadis yang pendiam dan dikenal ramah oleh orang-orang. ketika itu, adalah hari pertama masuk sekolah, semua murid-murid sangat senang karena sudah hampir 2 bulan libur, tidak bertemu dengan teman sekelas maupun sahabat, terutama si Lia yang sangat merindukan seorang pria yang sangat ia cintai sejak pertama masuk SMA sampai sekarang ini. Seperti biasanya, hari pertama masuk sekolah belum mulai belajar karena masih suasana hari lebaran. Beberapa hari kemudian, sekolah kami sudah mulai proses belajar mengajar, kegiatan organisasi dan sebagainya. Saat itu, di kelas XII MIPA1 belajar mata pelajaran bahasa indonesia, tetapi gurunya tidak dapat hadir berhubung karena urusan keluarga. Jadi, mereka dibebaskan di ruangan, tidak ada tugas maupun pekerjaan rumah PR. Mereka semua sangat senang dan menghabiskan waktu mata pelajaran itu dengan tidur di kelas, nyanyi dan lain-lain. ketika itu, Lia melihat seorang pria yang ia cinta yang bernama Rifa memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu tentang ungkapan cinta. Hati Lia berdetak sangat kencang ketika mendengar dan melihatnya, Ia membayangkan bahwa Rifa menyanyikan lagu itu untuknya. Tak terasa waktu pun berlalu begitu cepat, mereka menjalankan Ujian NasionalUN, Lia pergi ke sekolah bersama temannya. Sesampai di depan ruang koperasi, tak sengaja Lia melihat teman dekatnya yang bernama Dina duduk berdua bersama orang yang ia cintai sambil berpegangan tangan dengan mesra, Lia mencoba menahan air matanya dan berlari menuju ke ruangannya agar Rifa tidak melihatnya dengan keadaan menangis. Dan ketika Lia duduk di kursinya, teman sebangku Lia yang bernama Diyah berkata bahwa Dina dan Rifa sedang menjalin hubungan. Lia merasa sangat sedih dan menyesal karena sudah menunggu Rifa dari awal masuk sekolah sampai sekarang ini dan selalu berharap bahwa cintanya akan dibalas oleh orang yang ia cintai. Hari ini adalah hari kesialan bagi Lia, karena ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan. Keesokan harinya, Siswa kelas XII merayakan hari perpisahan di GOR dekat sekolahnya. ketika Lia ingin memasuki gedung itu, Rifa menarik tangannya dan berkata “tolong kasih aku waktu, aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu. Lia, aku sayang sama kamu, aku tau kamu pasti sakit hati ketika kamu melihat aku berdua dengan Dinda. tapi asal kamu tau, perasaan sayangku hanya untukmu dan hanya kamu dihatiku”. Lia terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa. Lalu Rifa memegang tangannya dan menekukkan kedua kakinya. “Lia, aku ingin menjadi bagian didalam hidupmu, aku ingin menjadi seseorang yang spesial di hidupmu, maukah kamu menjadi pacarku?” kata Rifa Lia menjawab iya dengan mengangguk-anggukkan kepalanya sambil meneteskan air mata. Lalu Rifa memeluknya dengan sangat erat. *** Rifa dan Lia akhirnya bersatu, hubungan mereka bisa dibilang sangat romantis, dan ketika mereka mempunyai masalah mereka memecahkan masalah itu dengan hati yang tenang tanpa emosi sampai-sampai teman-teman mereka iri melihat hubungan mereka. Hampir setiap hari mereka bertemu, dan tak pernah ada rasa bosan. *** Tak terasa hubungan mereka sudah 11 bulan. Selama menjalin hubungan itu, Lia selalu membahas tentang hubungan mereka yang beda agama. Tetapi, Rifa selalu menolaknya dan berkata ” sayang, kita jalani aja dulu. jangan bahas tentang itu yaaa. pleasee… “ Tepatnya pada hari minggu, Lia pergi ke gereja di dekat rumahnya. Saat kebaktian itu pendetanya mengatakan ” ada tertulis di ayat alkitab bahwa terang dan gelap tidak akan bisa bersatu. Maka kamu, Hai seorang pria dan seorang gadis… carilah Pria yang seimbang atau seiman “. Ketika selesai beribadah, Lia langsung pulang ke rumah dan berlari menuju kamarnya. Ia menangis ketika mendengar perkataan pendeta itu. Hampir berjam-jam Lia memikirkan kelanjutan hubungan mereka, Lia merasa jika hubungannya dilanjutkan, semuanya akan sia-sia,ia merasa inilah saat yang tepat untuk membahas tentang hubungan mereka yang beda agama. Lalu ia menelpon Rifa dan memintanya untuk menemuinya di tempat biasa mereka bertemu. *** Keesokan harinya, Lia dan Rifa bertemu di tempat biasa mereka bertemu. Mereka berbincang-bincang bagaimana kelanjutan hubungan mereka. Dan pada akhirnya mereka berdua memutuskan bahwa hubungan mereka cukup sampai disini saja. Mereka berdua menangis dan berpelukkan. Rifa berkata dengan suara sedikit pelan” Lia, aku ingin meminta sesuatu sama kamu untuk terakhir kalinya “. “apa Ri? “ balasnya sambil menatap mata Rifa. ” nanti malam,aku ingin bertemu denganmu untuk terakhir kalinya “ katanya sambil meneteskan air mata. ” iya ri, aku mau “ balas Lia dan memeluknya. Pada malam hari, tepatnya pada malam minggu mereka berkencan untuk terakhir kalinya. *** Kini, mereka sudah berpisah dan menjalani hidup mereka masing-masing, Lia yang pergi ke luar kota dengan tujuan untuk kuliah, sedangkan Rifa masih disana dan kuliah di sana. Creator Elyta E br S Cerita ini hasil pemikiran nyata dari penulis. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, latar, tempat, alur, dan lain lain. Selamat membaca, selamat menikmati dan semoga suka. Terima kasih. ***Ketika cinta bersemi pada dua hati manusia yang berbeda keyakinan. Seamin, tetapi tak seiman. Sehingga pada akhirnya, harus memilih antara cinta dan keyakinan. Alleta adalah seorang wanita Muslim yang menjalin hubungan dengan seorang pemuda penganut agama Kristen bernama mereka dapat bersama?Dari balik jendela kaca, terlihat seorang gadis cantik yang sedang tertidur pulas. Di sisi kiri tempat ia tertidur, tepatnya di atas meja rias, terdapat sebuah jam beker. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 0600, alarm pun berbunyi sehingga membuat Alleta terbangun dari tidurnya. Perlahan ia membuka mata, menyibak selimut yang menutupi tubuh, lalu duduk di tepi ranjangnya. "Ternyata udah jam 6 pagi, aku harus segera bersiap ke sekolah," ucapnya pada diri merapikan kembali tempat tidurnya, ia berjalan dengan langkah pelan menuju kamar mandi, untuk membersihkan diri dan menyegarkan tubuhnya. Tiga puluh menit pun berlalu, ia kini telah siap dengan seragam lengkap. Kemudian Alleta berjalan menghampiri ayah dan ibunya di ruang makan, yang telah menunggunya untuk sarapan pagi bersama."Pagi, Mah, Pah," sapa Alleta pada kedua orang tuanya."Pagi, Sayang," jawab keduanya berbarengan."Gimana hari ini, jadi 'kan ke sekolah baru?" tanya ibu pada Alleta."Jadi dong, Bu, masa gak jadi," kata Alleta. "Ketika di sekolah nanti, belajarlah dengan baik." Ayah berucap sambil menatap pada Alleta."Iyah, Ayah," sahut sarapan pagi, Alleta berpamitan pada ayah dan ibunya. Alleta berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor. Setibanya di sekolah, ia langsung menuju ke kelas baru yang akan dia tempati. Berselang beberapa menit ia duduk, masuklah wali kelasnya bersama dengan seorang siswa yang berwajah sangat tampan. Sontak membuat seisi ruangan menjadi sedikit gaduh oleh ungkapan pujian dari para siswi."Anak-anak semuanya harap tenang, jangan ribut!" ucap wali kelas dengan sedikit kembali tenang, ibu guru segera mempersilakan siswa tersebut untuk memperkenalkan dirinya."Selamat pagi semua, perkenalkan nama aku Alexander, biasa dipanggil Alex dan berasal dari Inggris," ucap Alex sembari tersenyum, memperlihatkan kedua lesung pipi yang dimilikinya."Sangat tampan." Itulah ungkapan dari setiap siswi yang memperkenalkan diri, wali kelas menyuruhnya untuk duduk di samping Alleta. Alex pun melangkahkan kaki, menuju ke meja yang ditempati gadis tersebut. Kemudian wali kelas memanggil Alleta, untuk memperkenalkan dirinya. Alleta berjalan ke depan kelas, lalu berkata, "Selamat pagi semua, perkenalkan nama aku Alleta, biasa disapa Al. Aku pindahan dari SMA Negeri 1 Bandung," ungkapnya sambil kelas mempersilakan Alleta agar kembali ke tempat segera berjalan menuju ke bangku, di samping Alex. Selama pembelajaran dimulai, Alex selalu diam-diam memperhatikan wajah cantik Alleta. Bibirnya yang tipis, rambut sebahu, wajahnya yang menenangkan sangat nyaman untuk dipandang. Alleta yang menyadari hal itu, hanya diam sambil memperhatikan materi yang dijelaskan oleh ibu guru di depan berbunyi, menandakan waktu pembelajaran jam pertama telah selesai. Seluruh siswa-siswi berhamburan keluar kelas, ada yang kantin, ke taman ataupun ke perpustakaan. Sedangkan Alleta sendiri memutuskan untuk ke hendak keluar dari kelas, langkahnya terhenti ketika tangannya ditahan oleh Alex. "Al, kamu mau ke kantin yah?" Alex bertanya sambil menatap Alleta. Alleta pun menjawab, "Iya.""Aku boleh ikutan bareng kamu gak?" Alex melepas tangan Alleta dari genggamannya. "Hmm, oke," sahut berdua pun ke kantin bersama. Sepanjang perjalanan, beberapa siswi memandang Alleta dengan rasa iri, melihatnya berjalan bersama seorang Alex yang berwajah tampan. Alex yang menyadari hal itu, mengatakan pada Alleta agar tidak perlu menanggapi bulan, tahun dan waktu berganti. Tanpa terasa membuat mereka berdua semakin akrab dan dekat. Benih-benih cinta pun tumbuh di hati keduanya. Hubungan yang semula hanya sebatas teman, sahabat, kini berganti sebagai hubungan yang mereka jalani tidak berjalan dengan mudah, sebagaimana yang mereka harapkan. Keyakinan yang berbeda, menjadi tembok penghalang yang sangat tinggi. Sehingga menempatkan keduanya pada situasi yang sangat rumit. Yaitu, memilih mempertahankan keyakinan, atau berpaling dari-Nya, demi rasa cinta pada sang AlletaSemilir angin menerpa dedaunan, menari mengikuti alunan musik yang diciptakan oleh damai, dan tenang, begitulah rasanya ketika aku dan kekasihku duduk berdampingan, di hamparan pasir putih yang luas ini. Menanti senja yang akan segera hadir, melihat burung-burung terbang bebas di angkasa. "Apa yang kau pikirkan?" tanya Alex membuat Alleta tersadar dari lamunan."Aku memikirkan tentang kelanjutan hubungan kita sekarang. Bagaimana kita dapat hidup bersama selamanya, jika restu Tuhan pun tak ada untuk kita."Hening, membuat perasaan menyesakkan kian terasa. Beberapa menit menunggu, Alex tiba-tiba menggenggam jemariku."Aku mencintaimu, Alleta. Aku ingin terus berada di sampingmu, menikmati indahnya senja bersamamu." Alex menatap dalam wajah Alleta, yang telah sembab oleh air mata."Alex, kita sudahi saja, ya, hubungan ini? Karena kurasa, ke depannya kita akan semakin menderita, jadi kumohon-" "Stop, Alleta. Jangan lanjutkan itu. Kamu mencintai Tuhanmu, begitupun aku. Namun, untuk sekarang kumohon jangan dulu menyerah.""Sampai kapan kita akan seperti ini, Alex? Aku capek. Aku ingin memilikimu selamanya, tanpa harus berpaling dari Tuhanku."Kembali hening, aku tahu ini bukanlah pilihan yang mudah untuk kami. Namun, ini adalah akhir dari semua kisah ini. Ini adalah takdir."Baiklah, Alleta. Jika berpisah adalah pilihan yang terbaik untuk kita berdua, maka aku menerima keputusanmu." "Namun, izinkan aku untuk terus mencintaimu, hingga ajal menjemputku," lirih Alex di sela membawaku dalam dekapannya, dekapan paling nyaman yang akan sangat aku rindukan. Semilir angin menyatu bersama kami, menjadi saksi kisah cinta dua insan remaja yang saling mencintai, tetapi tak dapat hidup bersama karena perbedaan keyakinan. Kesedihan menyelubungi dinding-dinding hati. Suara tangis disimpan erat oleh angin. Sedangkan kenangan disimpan oleh senja perlahan meredup, lalu hilang ditelan adalah senja yang selalu kunantikan hadirnya." —Alleta"Jika rindu, tataplah senja. Karena di sana, dalam sinar keindahannya tersimpan segala kenangan tentang kita." —Alexander Tiana JumaniaJumkat 945 CINTA BEDA AGAMA Perkenalan ku padanya memang tidak disengaja. Sungguh semua ini diluar dugaan. Pendek Cerita... kami pun berjanji untuk ketemuan. Sesuatu yang di tungggu-tunggu pun tiba. Sosok bertubuh sedikit kecil dan berpakaian sederhana menghampiriku Awal yang baik, kami melanjutkan pertemanan kami dengan sering jalan bareng. Waktu pun terasa cepat berlalu. Dia pindah keluar kota, karena mendapat pekerjaan baru. Aku pun sudah jarang bertemu dengannya. Kalau pun ada,, itu hanya sesekali... bila dia libur dan pulang kerumahnya. Ada suatu malam,,, Aku merasa galau. . Sejak mengenalnya, aku selalu ingin tau tentangnnya, ku cari informasi dimana saja, dengan siapa saja, demi mendapatkan sesuatu informasi tentang dirinya, salah satu kabar yang aku tau dia bernama albertus reda pratama dan dia beragama Katholik. Sungguh suatu yang mengejutkan bagi ku... Aku masih ingat betul 13 mei 2011 kami bertemu dan kini waktu kian berlalu,, perkenalan ku dengannya semakin akrab, saling berbagi perhatian, saling memberi semangat, sebagai tanda kami saling membutuhkan. Aku mulai rindu, jika lama tak bertemu, aku mulai gelisah bila sms nya tak kunjung menghampiri inbox ku. Ada apa sebenarnya yang terjadi padaku, aku mulai menggantungkan keceriaan ku padanya. Ditambah lagi dia memberi ku sebuah kado Semakin lama rasa ini semakin membukit,, rasa ini sungguh sulit untuk diungkapkan,, aku hanya tidak ingin jika jawaban dari pernyataan hati ku ini adalah CINTA. Aku takut.... aku takut bila Jatuh Cinta padanya. Malam tu malam Minggu,, tiba-tiba Hape ku berdering dan tertulis “albert calling....” Eemm....hati ku langsung berdetak kencang,, ingin secepatnya ku pencet tombol hijau,, tapi aku perlu waktu sedikit untuk menenangkan hati agar tidak gemetar saat mengangkat telponnya. Penjang lebar kami bercerita,, walau kadang-kadang terdiam, dan pada tanggal 26 september 2011, kami memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan. Namun, hubungan kami hanya berjalan 2 setengah bulan, karena ada konflik keluarga, orang ketiga dan kesibukan albert yang sangat padat. Namun beberpa kali, kami mencoba untuk melanjutkan hubungan ini, tapi.. ternyata hasilnya NIHIL.. Hubungan kami berakhir lagi.. Ya Allah,, cobaan apa lagi ini.? Mengapa Engkau harus mempertemukan ku dengan dia, bila hanya luka jiwa yang akan terukir, Ya Allah... apakah dengan cara ini Engkau mengajari ku untuk bersabar, mengapa aku selalu sulit mendapatkan cinta yang ku ingin, aku sangat menyayanginya, sangat mencintainya, tapi mengapa jurang antara kami sangat lah berbahaya, Ya Allah... tunjukkan aku jalan terbaik-Mu..” Setelah itu lah,,,, aku sadar apa yang harus aku lakukan, memang menghindar bukan jalan yang baik, tapi aku harus pandai memposisikan diri, agar perasaan ini tidak terlalu mendalam. Waktu terus berlalu, Liburan Natal, dia mengajak ku jalan-jalan, tapi cuaca selalu hujan, jadi susah untuk kami bertemu, Entah mengapa waktu seakan mengijinkan kami untuk jalan bersama, hari itu tidak hujan lagi, cuaca sangat bagus. Tanpa perencanaan, dia menjemput ku. Kami jalan bersama mengelilingi kota Kembali lagi,, keraguan mengusik ku, aku butuh suatu kejelasan darinya, sebenarnya seberapa penting diri ku baginya. Tapi aku harus menunggu waktu yang tepat, agar dia tidak merasa tersinggung atas pertanyaan-pertanyaan ku. Yeaachh.... semoga semuanya bisa dibicarakan dengan baik, aku dan dia pasti akan mengerti dengan keadaan ini. Aku juga tidak mungkin terus berharap padanya, sedangkan akhirnya aku juga tidak tau. Haruskah ku korbankan waktu yang panjang demi sebuah jawaban yang tidak begitu jelas? Rasanya semua ini tak sanggup untuk ku pendam sendiri, banyak yang menyukai ku tapi semuanya ku tolak, hanya karna demi menghargai perasaannya. Tapi... apakah adil bagi ku, bila aku harus menutup diri dari orang-orang yang mengajak ku untuk serius. Sedangkan yang ku jalani sekarang juga tidak jelas arahnya. Aku ingin membuat semua ini menjadi nyaman, aku juga tidak akan berpasrah diri pada Takdir Tuhan, walau bagaimana pun rasa sayang ku padanya, Agama ku tidak akan aku korbankan demi cinta ini. Aku memutuskan untuk memendam rasa cinta yang begitu dalam ini di danau hati yang letaknya tersembunyi dari arah mata manapun. Ku biarkan air mata ini mengalir membuat dalam genangannya, kan ku jaga sampai pada waktu yang tak terbatas, karna tidak ada yang bisa menggantikan keistimewaannya dihati ku. Aku tau bagaimana perasaannya, begitu sulit dia harus menjalani semua ini hanya dengan 2 mata dan 1 hati. Ku yakin dia butuh sandaran yang lain untuk menenangkan jiwanya yang dilanda probelam kehidupan. Walau sulit bagi ku juga berada disamping mu, tapi ku putuskan akan selalu menjadi pendengar baik mu disaat kau butuh seseorang untuk mendengar keluhan mu. “ kak maafkan aku, aku tidak bisa menjadi seperti yang kau inginkan. Mungkin kita bukan lah sepasang jodoh, Tuhan sudah punya rencana lain dari pertemuan kita ini, ku harap kau pun mengerti mas, dalam hubungan ini kita sama2 diposisi sulit. Semoga mas masih bisa menemukan seorang wanita yang sesuai dengan keinginan kakak. U are special someone for me... everyday..” Satu hal, yang ingin aku ungkapkan kepadamu ya allah, tolong jagalah dia, buatlah dia selalu tersenyum senang, aku akn merasa bahagia jika dia bahagia, walaupun aku tahu kebahagiaannya bukan denganku. “Aku untuk kamu.. kamu untuk aku.. namun semua apa mungkin, IMAN kita yang BERBEDA.. TUHAN memang SATU.. KITA yang TAK SAMA.. Haruskah aku lantas pergi meski CINTA takkan bisa pergi? .. “ By Imamatul Mufidah Class X-7 MAN Sidoarjo Suatu ketika malam telah tiba, aku berbaring di atas kasur tempat aku tidur sambil memainkan telepon genggam milikku. Tidak lama kemudian di salah satu sosial media ada seseorang yang ingin menjadi temanku, ia bernama Rajat Pundeer. Aku pun jadi penasaran dengannya. Lalu aku lihat profilnya, ternyata dia bukan orang Indonesia, melainkan orang India. “Mungkin dia bisa menjadi teman baikku,” ujarku dalam hati sambil tersenyum. Lalu aku konfirmasi pertemanan. Seketika aku teringat sesuatu, Aku dan Dia berbeda negara, bagaimana cara kami berkomunikasi. Benar saja, dia memulai percakapan “Hi,” lalu aku pun menjawab “Hi.” Pada saat berkenalan aku berkata jujur kepadanya bahwa aku kurang lancar berbahasa Inggris. Dia sangat baik dan dia memaklumi hal itu. Jadi setiap kali sms dia selalu menggunakan bahasa Inggris yang sederhana simple supaya aku mudah untuk memahaminya. Di mana pun aku berada kami tidak pernah putus komunikasi, kadang saat aku masih belajar di kampus. Serta saat aku berada di rumah teman, dan kadang saat dia berada di bus, di rumah pamannya ataupun saat dia sedang bermain dengan teman-temannya. Waktu terus berjalan, aku mulai merasa nyaman dengannya, pada saat itu aku di kamar. Aku tersenyum sambil berkata dalam hati “oh Tuhan, bagaimana ini bisa terjadi?” Dia berbicara ke Aku, “Jika ada pria yang beda agama denganmu, maukah kamu mengubah agamamu jika menikah nanti?”. Lalu dengan cepat aku menjawab “tidak, aku tidak bisa mengubah agamaku.” Selanjutnya dengan mimik sedih dia berkata “tapi, aku merasa nyaman denganmu, aku menginginkanmu untuk terus bersamaku.” Aku pun menjadi sedih. Aku berusaha untuk membuatnya tersenyum dengan berkata “aku juga nyaman denganmu, tenang saja aku akan terus bersamamu, hingga tuhan yang benar-benar memisahkan kita.” Suatu malam, pukul 2000 WIB aku merenung di kamar. “ya Tuhan, apa yang sudah aku ucapkan kepada Rajat kemarin? Kami berbeda agama dan negara, mana mungkin bisa bersama? Tapi dia adalah lelaki yang sangat baik, aku belum pernah menemukan lelaki sebaik dia di Indonesia. Aku hanya manusia biasa yang hanya bisa menjalani, bertemu atau tidaknya aku dengan dia biarlah menjadi keputusan Tuhan.” Sering sekali ketika kami sms membahas agama, kami menjadi sedih. Saat itu kami putuskan untuk tidak membahasnya lagi. Kami memang belum bisa bertemu, tapi kami selalu bertatap muka lewat video call. Aku menjadi kesenangan tersendiri bagi kami bisa bertatap muka. Kami paling sering bertatap muka pada saat pagi hari setelah bangun tidur dan malam hari ketika aku hendak istirahat dan ketika ia sedang berkumpul dengan keluarganya. Negara kita berbeda waktu 2 jam, jadi kadang aku sudah bangun di pagi hari, dia masih tidur, aku sudah tidur di malam hari, dia masih melek dan berbincang dengan keluarganya. Aku juga sering bertatap muka dengan kakak perempuannya, ibunya, dan teman-temannya, mereka sangat ramah. Hari-hari telah kami lewati bersama dan tak terasa hubungan kami sudah terjalin kurang lebih 3 bulan, waktu yang hanya sebentar untuk kami saling beradaptasi yang akhirnya saling tidak ingin kehilangan. Aku sedikit merenung dan berharap “aku ingin suatu saat dia mau mengubah agamanya untukku dan tinggal bersamaku di Indonesia atau aku berharap Tuhan mempertemukan aku dengan lelaki seperti dia namun dengan agama yang sama denganku dan negara yang sama pula.” Tuhan hanya satu, dan semua agama itu baik. Mencintai ciptaan Tuhan dengan agama yang berbeda tidaklah salah. Pagi ini pukul 0730 WIB aku berada di kamarku sambil menulis cerpen yang menceritakan tentang kamu dan aku, bila mengingat kisah kita yang berbeda agama ini membuat aku sedih. Tapi aku yakin pasti ada jalan terbaik untuk kita, Tuhan mendengarkan kita.

cerpen cinta beda agama